Selasa, 27 September 2011

Tentang Sukma



Aku mengenalnya sejak pertama kali masuk sekolah dasar . Dia adalah anak yang aktif , pintar dan selalu ceria . Dia sudah seperti saudariku . Dialah sahabatku .
Saat SMP kami slalu bersama . Dia adalah seorang remaja yang cantik dan populer di SMP kami , bahkan di sekolah lain dia tetap populer .

Sukma ...
Nama itu slalu ada dlm ingatanku . Tak pernah seharipun aku melupakannya .
Saat di SMA pun masih tetap sama . Kami masih 1 SMA , Sukma tetap dengan kepopulerannya dan aku tetap menjadi sahabatnya .

Tiba saatnya aku melanjutkan study ku ke perguruan tinggi . Tapi kali ini tak ada Sukma untukku .
2 bulan sebelum kelulusan SMA , usaha yang dilakoni ayah sukma jatuh bangkrut . Ingin sekali aku meminta orangtuaku untuk membiayai kuliah Sukma . Tapi itu sangat sulit karena orangtuaku masih harus menanggung biaya pendidikan adikku yang masih 2 orang itu .

Sukma masih berada di desa kami sedang aku sudah melanjutkan kuliahku di kota . Setiap aku pulang ke desa selalu aku mengunjungi Sukma .
3 bulan berlalu . Samar-samar kudengar ayah Sukma perg entah kemana .
Kudengar pula ibunya mulai agak stres dengan semua itu .
Sukma , bagaimana keadaannya ????

Aku mulai tak tenang , pikiranku mulai dipenuhi berbagai hal tentang Sukma .
Setelah sebulan kupendam keingintahuanku tentang Sukma akhirnya tuntas sudah .
Dengan tergesa-gesa aku mendatang rumah Sukma . Sungguh aku tak percaya melihat keadaan sahabatku itu sekarang .

Sukma yang begitu cantik , pintar dan aktif kini berubah drastis menjadi Sukma yang sangat dalam keadaan payah . begitu jelas terlihat dari sorot matanya tentang keputusasaan hidupnya .
bahkan aku seperti melihat dendam dalam sorot matanya itu .
"Sukma ... Sukma ..." aku menggoncangkan tubuh Sukma tapi tak ada reaksi . Sukma tetap membisu .
aku mulai panik . Kini tatapan matanya kosong .
Kini aku memberanikan diri menatapnya . Sungguh , aku tak tahan melihat keadaannya .
Sukma balik menatapku dan dalam sekejab tiba-tiba dia pingsan .
Sejam kemudia Sukma mulai sadar . Dia menagis histeris .
Tanpa ku minta Sukma menceritakan semua hal yang dialaminya .
Ayahnya yang pergi meninggalkan dia dan ibunya . Ibunya yang mulai stres dan sakit-sakitan , dan juga Evan . Evan kekasih yang seharusnya slalu ada tapi kenyataannya dia selingkuh dengan perempuan lain .

Aku memeluk Sukma erat .Kurasakan tubunya sangat kurus . Bahkan mungkin hanya tinggal kulit yang menyelimuti tulang-tulangnya itu .

Dengan berat hati aku kembali ke kota untuk melanjutkan kuliahku .
sungguh tidak tega meninggaalkn Sukma dalam keadaan seperti itu . Tapi tugas kuliahku juga tak bisa ku abaikan , demi orangtuaku .
Baru seminggu aku kuliah , aku mendengar kabar dari orangtuaku bahwa Sukma meninggal .
"ini ga mungkin !!!!!!!!!!!!!!!" aku histeris dan sejurus kemudian pingsan .
teman-teman se-kostku langsung  mengangkatku ke tempat tidur . samar-samar aku mendengar suara Sukma .
"Vivi ... aku sayang kamu , kamu sahabat terbaik aku"
"oh Sukma ... aku juga sangat menyayangimu sahabatku", jawabku dengan setengah kesadaranku .
Semua kembali terang . Aku melihat sekelilingku , tak ada Sukma .
Segera ku kemasi barang-barangku dan pulang ke desa .

Sampai di desa ternyata Sukma sudah dimakamkan . Sendirian aku ke makam Sukma tatkala orang-orang sudah kembali ke rumah mereka . Tak kuasa air mataku jatuh .
Aku memeluk pusara yang masih basah itu . Aku mengeluh , aku menyalahkan takdir yang menuliskan tentang kepergianmu yang secepat ini .

Dari kejauhan aku melihat Sukma berdiri menatapku . Sangat cantik . Dia mengenakan gaun putih panjang dan dengan wajah yang berbinar . Dia tersenyum kepadaku . Aku mengedipkan mata dan spontan Sukma lenyap entah kemana . Tiba-tiba saja aku merasa lemas dan  semuanya menjadi gelap . 

Aku mulai membuka perlahan mataku . Ku melihat kedua orangtua dan kedua adikku tersenyum memandangku . Sepertinya lama sekali aku tak berjumpa mereka .
"Vivi , ikhlaskan Sukma . Dia sudah tenang di sana . Jangan kamu bebani dia ".
Air mataku meleleh lagi saat mendengar kata-kata ibuku itu .
Aku masih tak percaya dengan kenyataan ini dan aku hanya bisa pasrah dengan semuanya .
Aku hanya berharap Sukma tenang dan bahagia di sana .
"Tuhan , aku titip Sukma" doaku dalam hati seraya mencoba mengikhlaskan Sukma pergi .
Walaupun Sukma tak ada di dunia ini tapi Sukma tetap ada di hati .

Sukma sahabatku .

SAHABAT SELAMANYA ......