"Cukup! Aku tidak boleh mengharapkannya lagi". Kata-kata itu berputar kembali di otakku.
Ah, apa aku benar-benar bisa melupakkannya? Laki-laki itu, yang telah membuatku jatuh hati. Sialnya laki-laki yang aku cintai tega membohongiku.
Bodohnya aku yang masih terus berharap. Hah! Apa sih yang aku harapkan? Hmm, mungkin supaya dia berubah. Kapan akan terjadi? Satu tahun aku bersamanya tetapi dia tetap sama, seorang pendusta.
Arghhhhhhhh!!!
Malam ini kebodohan itu terulang lagi. Aku menunggunya kembali dan semua itu tanpa ada kabar darinya. Kemanakah dia? Tahukah dia bahwa aku mengharapkan dia datang menjemputku. Malam ini aku menangis lagi. Masih air mata untuknya, dan air mata untuk kebodohanku.
Cinta tak pernah salah. Manusianyalah yang salah. Aku salah karena mencintainya. Kesalahan yang membuatku bahagia, tentunya sebelum kebohongannya terbongkar olehku.
Beberapa jam lagi tahun akan berganti. Aku merindukannya walaupun masih tanpa kabarnya.
Mungkinkah dia sedang bersenang-senang dengan kekasihnya? Tahukah dia bahwa aku menunggunya?
Cinta memang penuh siksa.
Catatanku ini, ungkapan hatiku ini adalah bukti aku masih menyanyangimu, masih mengharapkanmu. Semoga Tuhan menyampaikan kesedihanku padamu.
0 komentar:
Posting Komentar